Dismenorea


Dismenorea

Dismenorea / Dismenore / Dysmenorhoe. Dismenorea merupakan suatu gejala yang paling sering terjadi menyebabkan wanita muda pergi ke dokter untuk konsultasi dan pengobatan. Oleh karena hampir semua wanita mengalami rasa tidak enak di perut bawah sebelum, dan selama haid demikian hebatnya sehingga memaksa penderita untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan atau cara hidupnya sehari-hari (Sarwono, 1994 : 229). Dismenorea adalah nyeri sewaktu haid (Taben Ben. Zion, 1994).

Klasifikasi
Primer
Dismenorea primer adalah nyeri haid, yang tidak dijumpai tanda adanya kelainan pada alat genitalia yang nyata, terjadi setelah menarche, biasanya setelah 12 bulan atau lebih. Sifat nyeri ialah kejang berjangkit-jangkit, biasanya terbatas pada perut bagian bawah, tetapi dapat menyebar ke daerah pinggang dan paha. Bersamaan dengan rasa nyeri dapat dijumpai rasa mual, muntah, sakit kepala, diare, iritabilitas dan sebagainya.
Sekunder
Dismenorea sekunder adalah nyeri haid yang dijumpai adanya kelainan pada alat-alat genital (salpingitis kronika, endometriosis, adenomiosis uteri, stenosis, servisis uteri, dan lain-lain).
Etiologi / Penyebab
Banyak teori telah dikemukakan untuk menerangkan faktor penyebab tetapi patofisiologi belum jelas dimengerti. Beberapa faktor memegang peranan sebagai penyebab Dismenorea primer, antara lain :
Faktor kejiwaan
Pada gadis-gadis yang secara emosional tidak stabil, juga pada gadis yang tidak mendapat penerangan yang baik tentang proses haid, mudah timbul Dismenorea.
Faktor Konstitusi
Faktor tersebut erat hubungannya dengan faktor kejiwaan, dapat juga menurunkan ketahanan terdapat rasa nyeri. Faktor-faktor seperti anemia, penyakit menahun dan sebagainya dapat mempengaruhi Dismenorea.
Faktor Obstruksi Kanalis Servikalis
Salah satu teori tu untuk menerangkan terjadinya Dismenorea primer ialah stenosis kanalis servikalis. Pada wanita dengan uterus dalam hyperantefleksi mungkin dapat terjadi stenosis kanalis servikali, akan tetapi hal ini tidak dianggap sebagai faktor yang penting sebagai penyebab Dismenorea yang dapat menyebabkan Dismenorea bila cervix sempit, hiperanteflexi, retroflexi, hypoplasia uteri.
Faktor Endokrin
Pada umumnya ada anggapan bahwa kejang yang terjadi pada Dismenorea primer disebabkan oleh kontraksi uterus yang berlebihan. Faktor endokrin mempunyai hubungan dengan tonus dan kontraktilitas otot usus.
Faktor Alergi
Teori ini dikemukakan setelah memperhatikan adanya asosiasi antara Dismenorea dengan urtikaria-migraine atau asma bronciale, Smith menduga bahwa sebab alergi ialah toksid haid. Peningkatan kadar prostaglandin memegang peranan penting dalam etiologi Dismenorea primer
(Winkjosastro, 1999 : 230)
Penanganan / Penatalaksanaan / Pengobatan / Terapi
Penanganan Psikologis
Penderita Dismenorea adalah gangguan yang tidak berbahaya untuk kesehatan. Beberapa penanganan psikologis yakni :
1.      Dengan diskusi mengenai cara hidup, pekerjaan, kegiatan dan lingkungan penderita.
2.      Memberikan informasi mengenai haid, makanan sehat, istirahat yang cukup dan olah raga untuk mengalihkan rasa nyeri saat haid.
Pemberian obat analgesik
Obat analgesik yang sering diberikan adalah preparat kombinasi aspirin, remasetin dan kafein atau novalgin, ponstan, asetaminophen dan sebagainya.
Terapi Hormonal
Tujuannya untuk menekan ovulasi, biasanya dipakai salah satu jenis pil kombinasi kontrasepsi.
Terapi dengan obat non steroid anti prostaglandin, termasuk disini indonaetusin, ibuprofen dan naproksen.
Penanganan Dismenorea sekunder :
-          Terapi causal.