Tumor Jinak Kulit


Tumor benigna / jinak (keratosis seboroik/aktinika, veruka venereal, angioma, nevus pigmentosus, keloid, dermatofibroma). Keratosis seboroik / seborea : Tumor ini merupakan lesi benigna yang menyerupai veruka dengan berbagai ukuran dan warna yang bervariasi dari warna cokelat cerah hingga hitam. Kista seboreika biasanya terdapat pada muka, bahu, dada serta punggung, dan merupakan tumor kulit yang paling sering terlihat pada orang-orang usia baya dan lansia. 

Kista tersebut mungkin secara kosmetik tidak dapat ditoleransi oleh pasien, dan keratosis yang berwarna hitam dapat didiagnosis secara keliru sebagai melanoma maligna. Terapinya adalah pengangkatan jaringan tumor dengan cara eksisi, elektrokauter dan kuretase, atau dengan menggunakan karbondioksida atau nitrogen cair.
2)      Keratosos aktinika
Merupakan lesi kulit pramalignan yang tumbuh pada daerah tubuh yang terkena sinar matahari terus-menerus. Keratosis ini tampak sebagai bercak-bercak yang kasar, bersisik dengan eritema di baliknya. Lesi ini secara berangsur-angsur dapat berubah bentuk menjadi karsinoma sel skuamosa kulit.
3)      Veruka (kutil, Wart).
Veruka merupakan tumor kulit benigna yang sering ditemukan dan disebabkan oleh infeksi virus human papilloma yang tergolong ke dalam kelompok virus DNA. Semua kelompok usia dapat terkena, kendati keadaan ini paling sering ditemukan di antara usia 12 dan 16 tahun. Ada banyak tipe veruka.
Biasanya veruka merupakan kelainan yang asimtomatik, kecuali kalau terjadi pada daerah yang menahan beban tubuh seperti telapak kaki. Veruka dapat diterapi dengan sinar laser yang diarahkan secara local, nitrogen cair, plester asam salisilat, elektrokauter atau dengan larutan cantharidin.
4)      Veruka venereal.
Veruka yang terjadi di daerah genital dan perianal ini dikenal dengan condyloma acuminate dan ternyata ditularkan lewat hubungan seks. Jenis veruka ini dapat diterapi dengan larutan posofilin dalam tingtura benzoin.yang dioleskan pada veruka dan kemudian dibasuh. Bentuk terapi lainnya mencakup nitrogen cair, bedah beku, bedah elektro dan kuretase.
5)      Angioma (tanda lahir).
Tanda lahir merupakan tumor vaskuler benigna yang melibatkan kulit dan jaringan subkutan. Tumor ini dapat ditemukan sebagai bercak yang datar dan berwarna merah-ungu (angioma portwine) atau lesi noduler yang menonjol dan berwarna merah terang (angioma strawberi). Angioma yang disebutkan terakhir ini memiliki kecenderungan untuk mengalami involusi yang spontan. Sebaliknya, angioma portwine biasanya akan bertahan tanpa batas waktu.sebagian pasien menggunakan kosmetika penutup (covermark atau dermablend) untuk menyamarkan cacat tersebut. Sinar laser argon kini digunakan untuk menghilangkan berbagai angioma dengan keberhasilan tertentu.
6)      Nevus pigmentosus (mola).
Mola merupakan tumor kulit yang sering ditemukan dengan berbagai ukuran dan warna yang berkisar dari cokelat kekuningan hingga hitam. Tumor ini dapat berupa lesi berbentuk macula yang datar atau nodul atau popula yang menonjol dan kadang-kadang berisi rambut. Sebagian besar nevus pigmentosus merupakan lesi yang tidak berbahaya. Kendati demikian, pada kasus-kasus yang jarang dijumpai dapat terjadi perubahan tumor maligna dan pada lokasi nevus tumbuh melanoma. Sebagian pakar merasa bahwa semua mola congenital harus diangkat karena insidensi perubahan malignanya yang tinggi.
Nevus yang memperlihatkan perubahan warna atau ukuran, atau yang menjadi nevus yang simtomatik (gatal) atau yang tepinya ireguler harus diangkat untuk menentukan apakah sudah terjadi perubahan malignan. Mola yang terjadi pada tempat-tempat yang tidak lazim harus diperiksa dengan cermat untuk menentukan iregularitas serta cekungan pada bagian tepi mola dan variasi warnanya. (melanoma dini kerapkali memperlihatkan kemerahan serta iritasi dan daerah-daerah pigmentasi kebiruan dimana sel-sel yang mengandung pigmen terletak lebih dalam di dalam kulit).nevus yang lebih besardaripada 1 cm harus diperiksa dengan cermat. Nevus yang dieksisi harus diperiksa secara histologis.
7)      Keloid.
Keloid merupakan pertumbuhan benigna jaringan fibrosa yang berlebihan pada lokasi sikatriks atau trauma. Keloid lebih sering dijumpai di antara orang-orang yang berkulit gelap. Keadaan ini bersifat asimtomatik kendati dapat menyebabkan masalah kosmetika dan cacat fisik. Terapinya yang tidak selalu berhasil memuaskan terdiri atas eksisi keloid, penyuntikan kortikosteroid intralesi dan radiasi.
8)      Dermatofibroma.
Dermatofibroma merupakan tumor benigna jaringan ikat yang sering dijumpai yang terutama terjadi pada ekstremitas. Tumor ini berupa papula atau nodul berbentuk kubah yang dapat berwarna seperti warna kulit atau berwarna cokelat kemerahan. Biopsy eksisional dermatofibroma merupakan metode terapi yang dianjurkan.
9)      Neurofibromatosis ( Penyakit von Recklinghausen).
Neurofibromatosis merupakan kelainan herediter yang bermanifestasi dalam bentuk bercak-bercak berpigmen (macula caféau- lait), bercak cokelat di daerah aksila dan neurofibroma kutaneus yang ukurannya bervariasi. Perubahan pertumbuhan dapat pula terjadi pada system saraf, otot dan tulang. Degeneras malignan neurofibroma dapat dijumpai pada sebagian pasien.