Patofisiologi mual dan muntah dalam kehamilan


Patofisiologi mual dan muntah dalam kehamilan
Mual dan muntah dalam kehamilan, ada yang menyatakan bahwa, perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar hormon estrogen, oleh karena ini terjadi pada trimester pertama. Pengaruh fisiologis hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari sistem saraf pusat atau akibat berkurangnya pengosongan lambung. Penyesuaian terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian mual dan muntah dapat berlangsung berbulan-bulan.
Hiperemisis gravidarum / mual dan muntah dalam kehamilan yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda, bila hal ini terjadai terus menerus dapat mengakibatkan dehidrasi dan tidak imbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik, belum jelas mengapa hal ini terjadio pada sebagian kecil wanita, tetapi faktor psikologik merupakan faktor utama disamping pengaruh hormonal, tetapi pada wanita yang sebelum kehamilan sudah menderita lambung spastik dengan gejala tak suka makan dan mual akan mengalami emesis gravidarum yamg lebih berat.
Hiperemesis gravidarum juga dapat megakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan eregi tubuh, karena oksidasi lemak yang tidak sempurna terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asan aseton-asetik, aam hidroksi butirik  dan aseton dalam darah. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan yang dimuntahkan akan mengakibatkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun, demikian juga klorida air kemih. Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkurang juga dan tertimbunnya zat sisa metabolik yang toksik. Kekurangan kalium sebgai akibat dari muntah dan bertambahnya  eksresi lewat ginjal, menambanh frekuensi mual muntah yang lebih banyak, dapat merusak hati dam terganggunya keseimbangan elektrolit, dapat terjadi sobekan selaput lendir esofagus dan lambung (sindroma Mallory-Weiss) dengan akibat perdarahan gastro intestinal. Pada umumnya perdarahan ini ringan dan dapat berhenti sendiri, jarang sampai diperlukan transfusi atau tindakan operatif.