Adenotonsilitis Kronis


Adenotonsilitis

Adenotonsilitis. Adenotonsilitis kronis adalah infeksi yang menetap atau berulang dari tonsil dan adenoid. Definisi adenotonsilitis kronis yang berulang terdapat pada pasien dengan infeksi 6x atau lebih per tahun. Ciri khas dari adenotonsilitis kronis adalah kegagalan dari terapidengan antibiotik. Penyebab yang tersering pada adenotonsilitis kronis adalah bakteri Streptococcus ß hemoliticus
grupA, Gejala adenotonsilitis kronis adalah sering sakit menelan, hidung tersumbat sehingga nafas lewat mulut, tidur sering mendengkur karena nafas lewat mulut sedangkan otot-otot relaksasi sehingga udara menggetarkan dinding saluran nafas dan uvula, sleep apnea symptoms, dan maloklusi.
Diagnosa Adenotonsilitis ditegakkan berdasarkan : tanda dan gejala klinik, Pemeriksaan Rinoskopi anterior : untuk melihat tertahannya gerakan palatum mole pada waktu fonasi, Pemeriksaan Rinoskopi Posterior, Pemeriksaan palatal phenomen, X-foto Soft Tissue Nasofaring, Pemeriksaan ASTO.
Pasien datang dengan keluhan utama tenggorokan terasa seperti mengganjal saat menelan ± seminggu ini. Batuk (+) pilek (+) demam (-) badan lemah lesu (+) sering mengantuk (+) mengorok saat tidur (+). Pemeriksaan fisik juga menunjukkan pada tenggorokan ditemukan ukuran tonsil T3-T3, permukaan tidak rata, kripta tidak melebar,  pilar anterior-posterior hiperemis, detritus (-), post nasal drip (-), faring hiperemis (+).
Berdasarkan tanda dan gejala dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, maka diagnosis sementara mengarah kepada adenotonsilitis kronik. Tindakan terapi yang diberikan untuk kasus ini berupa medikamentosa dan rencana tindakan operatif yakni adenotonsilektomi.
KESIMPULAN
Adenotonsilitis kronis adalah infeksi yang menetap atau berulang dari tonsil dan adenoid. Penyebab yang tersering pada adenotonsilitis kronis adalah bakteri Streptococcus ß hemoliticus grupA. Pasien datang dengan keluhan utama tenggorokan terasa seperti mengganjal saat menelan seminggu ini dan ukuran tonsil T3-T3. Tindakan terapi Adenotonsilitis yang diberikan berupa medikamentosa dan rencana tindakan operatif yakni adenotonsilektomi.
Adenotonsilitis kronis eksaserbasi akut adalah radang kronik pada adenoid dan tonsila palatina yang sedang mengalami serangan akut. Diawali karena adanya proses peradangan kronis pada tonsila palatina yang terus berjalan hingga mengurangi fungsinya sebagai jaringan limfoid.
Pada kasus ini penegakan diagnosis adenotonsilitis kronis eksaserbasi akut berdasarkan gejala klinis serangan akut berupa nyeri tenggorokan berulang dan disertai demam, sering mendengkur bila tidur malam dan selalu bernafas melalui mulut.  Tanda serangan akut berupa T: 37,50C, dan dari pemeriksaan status lokalis ditemukan adanya pembesaran tonsil bilateral T4/T4, detritus (+), kripte melebar (+), hiperemis (+), hipertrofi adenoid dan faring hiperemis sedangkan dari pemeriksaan darah rutin dijumpai leukositosis.
Terapi Adenotonsilitis Kronis Eksaserbasi Akut dengan pemberian terapi medikamentosa terlebih dahulu guna meredakan gejala dan tanda inflamasi yang ada. Pemberian antibiotika spektrum luas, anti inflamasi, antipiretik dan obat kumur yang mengandung disinfektan. Setelah gejala dan tanda inflamasi yang menyertai sudah mereda maka perlu dilakukan terapi pembedahan pengangkatan adenoid dan tonsil, yaitu adenotonsilektomi.3,4
Terapi pada pasien ini diawali dengan pemberian inj. Cetriaxon 500 gr/12 jam sebagai antibiotik golongan sefalosporin generasi ketiga  Paracetamol Syr 240 mg/ 8 jam K/P untuk meredakan gejala dan tanda inflamasi. Paracetamol adalah derivat p-aminofenol yang mempunyai sifat antipiretik/analgesik. Sifat antipiretik disebabkan oleh gugus aminobenzen dan mekanismenya diduga berdasarkan efek sentral.
Sifat analgesik parasetamol dapat menghilangkan rasa nyeri ringan sampai sedang. Sifat antiinflamasinya sangat lemah sehingga sehingga tindak digunakan sebagai antirematik.Kadar maksimum dalam plasma dicapai dalam waktu 30 menit sampai 60 menit setelah pemberian. Parasetamol diekskresikan melalui ginjal, kurang dari 5% tanpa mengalami perubahan dan sebagian besar dalam bentuk terkonyugasi.setelah gejala dan tanda inflamasi mereda yang ditandai nyeri tenggorok berkurang, tidak demam, tonsil tidak hiperemis dan angka leukosit normal kemmudian dilanajutkan dengan tindakan adenotonsilektomi. Tonsilektomi didefinisikan sebagai operasi pengangkatan seluruh tonsil palatina. Tonsiloadenoidektomi adalah pengangkatan tonsil palatina dan jaringan limfoid di nasofaring yang dikenal sebagai adenoid atau tonsil faringeal. Tonsiloadenoidektomi adalah pengangkatan tonsil palatina dan jaringan limfoid di nasofaring yang dikenal sebagai adenoid atau tonsil faringeal.
Indikasi tonsilektomi dulu dan sekarang tidak berbeda, namun terdapat perbedaan prioritas relatif dalam menentukan indikasi tonsilektomi pada saat ini. Dulu tonsilektomi diindikasikan untuk terapi tonsilitis kronik dan berulang. Saat ini, indikasi yang lebih utama adalah obstruksi saluran napas dan hipertrofi tonsil.4  Untuk keadaan emergency seperti adanya obstruksi saluran napas, indikasi tonsilektomi sudah tidak diperdebatkan lagi (indikasi absolut). Namun, indikasi relatif tonsilektomi pada keadaan non emergency dan perlunya batasan usia pada keadaan ini masih menjadi perdebatan. Sebuah kepustakaan menyebutkan bahwa usia tidak menentukan boleh tidaknya dilakukan tonsilektomi.5
KESIMPULAN
Adenotonsilitis kronis eksaserbasi akut adalah radang kronik pada adenoid dan tonsila palatina yang sedang mengalami serangan akut.1 Diagnosis pada pasie ini adalah adenotonsilitis kronis eksaserbasi akut yang didasarkan pada gejala klinis dan tanda klinis serangan akit serta pemeriksaan penunjang. Penatalaksanaan berupa tindakan meredakana gejala dan tanda inflamasi yang dilanjutkan dengan tindakan operatif berupa tonsiloadenoidektomi.