Syok Septik


Syok septik

Syok septik. Syok septik adalah bentuk paling umum syok distributive dan disebabkan oleh infeksi yang menyebar luas. Meski telah terjadi peningkatan kecanggihan dari terapi antibiotik, insiden syok septik trus meningat selama 50 thn terakhir, dengan angka kematin berkisar antara 40-90% (Rice, 1991d). syok septik adalah penyebab kematian utama dari dalam unit perawatan intensif (Bone, dkk., 1992).

Mikroorganisme penyebab yang paling umum dari syok septik adalah bakteri gram-negatif . namun demikian, agen iinfeksius lainseperti bakteri gram positif dan virus juga dapat menyebabkan syok septik. Ketika mikroorganisme menyerang jaringan tubuh, pasien akan menunjukan suaatu respon imun, respon imun ini membangkitkan aktifitasi berbagai mediator kimiawiyang mempunyai berbagai efek yang mengarah pada syok. Peningkatan permeabilitas kapiler, yang mmengarah pada perembesan cairan dari kapiler, dan vasodilatasi adalah dua efek tersebut.
Syok septik terjadi dalam dua fase yang berbeda. Fase 1 disebut dengan fase “hangat” atau hiperdinmik, di tndai oleh tingginya curah jantung dan vasodilatasi. Pasien menjadi sangat panas atau hipertermik dengan kuit hangat kemerahan. Frekuensi jantung dan pernapasan meningkat. Haluaran urin dapat meningkat atau tetap normal. Status gastrointestinal mungkin tergangguseperti yang dibuktikan oleh mual, muntah, atau diare.
Fase lanjut, disebut sebagai fase “dingin” atau hipodinamik, yang tandai oleh curah jantung yang rendah dengan vasokonstriksi yang mencerminkan upaya tubuh untu mengkompensasi hipovolemia yang disebabkan oleh kehilangan volume intravascular melalui kapiler. Pada fase ini tekanan darah pasien turun, dan ulit dingin serta pucat. Suhu tubuh mungkin normal atau dibawah normal. Frekuensi jantung dan pernapasan tetap cepat. Pasien tidak lagi membentuk urin dan dapat terjadi kegagalan organ multiple.
Penatalaksanaan medis, pengobatan terbaru syok septik mencakup mengidentifikasi dan mengeliminasi penyebab infeksi. Pengumpulan specimen urin, darah, sputum, dam drainase luka dilakukan dengan teknik aseptik. Antibiotic spectrum luas diberikan sebelum menerima aporan sensitifitas dan kultur untuk meningkatkan ketahanan hidup pasien (Roach, 1990). Preparat sefalosporin ditambah aminoglikosida mungkn diresepkan pada awalnya. Kombinasi ini akanmemberikan cakupan antibiotik sebagai organism gram negative dan beberapa gram positive. Saat laporan sensitivitas dan kultur tiba, antibiotik dig anti dengan sntibiotik yang secara lebih spesifikdi targetkan pada organism penginfeksi dan kurang toksik untuk pasien.
Setiap rute infeksi yang potensial harus disingkirkan, termasuk jalur intravena, yang harus dilepa dan dipasang kembali di tempat lain, dan kateter urin, yang harus dilepaskan. Setiap abses harus dialirkan dan areanekrotik dilakukan debridement. Penggantin cairan harus diberikan untuk memperbaiki hipovolemia yang diakibatkan inkompeten vaskulatur.